1. HAITI
Share of women in National Assembly: 5 %
Female-to-male income ratio: 52:100
Tingkat buta huruf pada wanita: 57 %
Di daerah kumuh di sekitar Port-Au-Prince, perkosaan gerombolan yang diorganisir adalah kenyataan yang harus dihadapi untuk banyak Wanita-Wanita Haiti. Hampir separuh anak-anak perempuan dan wanita-wanita muda di (dalam) capital’s cite Soleil shantytown telah diperkosa atau pernah mengalami kekerasan seksual, Menurut Laporan PBB, sebuah organisasi non pemerintah mengatakan: masalah itu tidak ditangani dengan serius sebab banyak orang Haiti, mencakup anggota polisi dan sistem peradilan, perkosaan hanya terjadi jika korban adalah seorang gadis. Malahan, memperkosa tidak digolongkan sebagai kejahatan sampai 2005. Sebagai tambahan, jika seorang suami menemukan isteri nya melakukan perzinahan , Kitab Undang-undang Hukum Pidana memaafkan dia jika ia membunuh nya; tapi jika seorang isteri membunuh suami nya karena keadaan yang sama, istri tersebut tidak akan dimaafkan.
2.YAMAN - Di Timur Tengah
Share of women in Assembly of Representatives: Kurang dari 1 %
Female-to-male income ratio: 30:100
Tingkat buta huruf pada wanita: 35 %
Pernikahan dini adalah hal yang biasa di Yaman, dengan 48 persen anak-anak perempuan pada saat dinikahi berumur 18 tahun malah banyak juga yang masih berumur 12 tahun. Hasilnya? kesehatan yang memprihatinkan untuk para ibu dan bayi. 1 dari 39 wanita mati ketika mengalami kehamilan atau kelahiran bayi, dan 1 dari 10 anak tidak sempat merayakan ulang tahun ke 5 karena kematian.
3.SIERRA LEONE - Di Benua Afrika
Share of women in Parliament: 13 %
Female-to-male income ratio: 45:100
Tingkat buta huruf pada wanita: 24 %
Sierra Leone memiliki derajat kesamaan jenis kelamin terburuk di dunia. menurut Human Development PBB, 1 dar 8 wanita mati pada saat kehamilan atau kelahiran bayi, dan juga harapan hidup(life expectancy) nya hanya 43 tahun. Salah satu yang paling rendah di dunia. Anak-Anak perempuan hanya dapat mengharapkan untuk menerima enam tahun pendidikan yang diterima di sekolah. Yang paling parah adalah,sewaktu terjadi perang saudara, di mana sepertiga wanita-wanita dan anak-anak perempuan di sana menderita kekerasan seksual, yang masih menghantui wanita-wanita sampai hari ini.
4.NEPAL -Di Asia Selatan
Share of women in Constituent Assembly: Sekitar 32 %
Female-to-male income ratio: 50:100
Tingkat buta huruf pada wanita: 35 %
Di Nepal perkimpoian dini juga biasa. Wanita-Wanita yg lahir tahun 70an menikah pada umur 16 tahun.Menurut laporan dari Palang Merah Internasional, hanya sekitar 1 dari 5 kelahiran yang di tangani oleh bidan atau ahli kesehatan yang terlatih.
5.PAPUA NEW GUINEA - Di Asia Pasifik
Share of women in National Parliament: Kurang dari 1 %
Female-to-male income ratio: 72:100
Tingkat buta huruf pada wanita: 51 %
Anak-Anak perempuan di Papua Guinea Baru dapat mengharapkan untuk menerima hanya lima tahun pendidikan di sekolah. Yang lebih parah lagi,adanya kebiasaan menuduh dukun ( yang kebanyakan wanita ) jika tiba2 terjadi seseorang menjadi sakit parah atau bahkan terjadi kematian,sehingga dukun2 tersebut akan dianiaya,diperkosa bahkan dibunuh.Padahal gak jelas orang yang sakit itu dikarenakan apa.
Sementara itu, Wanita-Wanita di PNG mempunyai empat kali resiko terjangkit HIV dikarenakan status sosial mereka tidak mengijinkan mereka untuk menentukan melakukan sex dengan aman.Contohnya, sewaktu akan berhubungan, mereka gak boleh ngomong “kita pake kondom ya om”.
6.MOLDOVA - DI Benua Eropa
Share of women in Parliament: 22 %
Female-to-male income ratio: 63:100
Tingkat buta huruf pada wanita: 99 %
Moldova adalah suatu negeri dimana wanita-wanita banyak yang diperjual belikan dan dijadikan pelacur. Wanita-wanita muda bahkan anak2 sering terperdaya oleh perekrut2 kerja yang menjanjikan kerja dengan bayaran tinggi di luar negeri, padahal kenyataannya hanya untuk bekerja di germo / atau tempat2 prostitusi seperti di Rusia, Turki, dan Uni Emirat Arab.
Diharapkan dengan adanya Perdana Menteri wanita pertama di negara ini,semua itu dapat berubah.
Share of women in National Assembly: 5 %
Female-to-male income ratio: 52:100
Tingkat buta huruf pada wanita: 57 %
Di daerah kumuh di sekitar Port-Au-Prince, perkosaan gerombolan yang diorganisir adalah kenyataan yang harus dihadapi untuk banyak Wanita-Wanita Haiti. Hampir separuh anak-anak perempuan dan wanita-wanita muda di (dalam) capital’s cite Soleil shantytown telah diperkosa atau pernah mengalami kekerasan seksual, Menurut Laporan PBB, sebuah organisasi non pemerintah mengatakan: masalah itu tidak ditangani dengan serius sebab banyak orang Haiti, mencakup anggota polisi dan sistem peradilan, perkosaan hanya terjadi jika korban adalah seorang gadis. Malahan, memperkosa tidak digolongkan sebagai kejahatan sampai 2005. Sebagai tambahan, jika seorang suami menemukan isteri nya melakukan perzinahan , Kitab Undang-undang Hukum Pidana memaafkan dia jika ia membunuh nya; tapi jika seorang isteri membunuh suami nya karena keadaan yang sama, istri tersebut tidak akan dimaafkan.
2.YAMAN - Di Timur Tengah
Share of women in Assembly of Representatives: Kurang dari 1 %
Female-to-male income ratio: 30:100
Tingkat buta huruf pada wanita: 35 %
Pernikahan dini adalah hal yang biasa di Yaman, dengan 48 persen anak-anak perempuan pada saat dinikahi berumur 18 tahun malah banyak juga yang masih berumur 12 tahun. Hasilnya? kesehatan yang memprihatinkan untuk para ibu dan bayi. 1 dari 39 wanita mati ketika mengalami kehamilan atau kelahiran bayi, dan 1 dari 10 anak tidak sempat merayakan ulang tahun ke 5 karena kematian.
3.SIERRA LEONE - Di Benua Afrika
Share of women in Parliament: 13 %
Female-to-male income ratio: 45:100
Tingkat buta huruf pada wanita: 24 %
Sierra Leone memiliki derajat kesamaan jenis kelamin terburuk di dunia. menurut Human Development PBB, 1 dar 8 wanita mati pada saat kehamilan atau kelahiran bayi, dan juga harapan hidup(life expectancy) nya hanya 43 tahun. Salah satu yang paling rendah di dunia. Anak-Anak perempuan hanya dapat mengharapkan untuk menerima enam tahun pendidikan yang diterima di sekolah. Yang paling parah adalah,sewaktu terjadi perang saudara, di mana sepertiga wanita-wanita dan anak-anak perempuan di sana menderita kekerasan seksual, yang masih menghantui wanita-wanita sampai hari ini.
4.NEPAL -Di Asia Selatan
Share of women in Constituent Assembly: Sekitar 32 %
Female-to-male income ratio: 50:100
Tingkat buta huruf pada wanita: 35 %
Di Nepal perkimpoian dini juga biasa. Wanita-Wanita yg lahir tahun 70an menikah pada umur 16 tahun.Menurut laporan dari Palang Merah Internasional, hanya sekitar 1 dari 5 kelahiran yang di tangani oleh bidan atau ahli kesehatan yang terlatih.
5.PAPUA NEW GUINEA - Di Asia Pasifik
Share of women in National Parliament: Kurang dari 1 %
Female-to-male income ratio: 72:100
Tingkat buta huruf pada wanita: 51 %
Anak-Anak perempuan di Papua Guinea Baru dapat mengharapkan untuk menerima hanya lima tahun pendidikan di sekolah. Yang lebih parah lagi,adanya kebiasaan menuduh dukun ( yang kebanyakan wanita ) jika tiba2 terjadi seseorang menjadi sakit parah atau bahkan terjadi kematian,sehingga dukun2 tersebut akan dianiaya,diperkosa bahkan dibunuh.Padahal gak jelas orang yang sakit itu dikarenakan apa.
Sementara itu, Wanita-Wanita di PNG mempunyai empat kali resiko terjangkit HIV dikarenakan status sosial mereka tidak mengijinkan mereka untuk menentukan melakukan sex dengan aman.Contohnya, sewaktu akan berhubungan, mereka gak boleh ngomong “kita pake kondom ya om”.
6.MOLDOVA - DI Benua Eropa
Share of women in Parliament: 22 %
Female-to-male income ratio: 63:100
Tingkat buta huruf pada wanita: 99 %
Moldova adalah suatu negeri dimana wanita-wanita banyak yang diperjual belikan dan dijadikan pelacur. Wanita-wanita muda bahkan anak2 sering terperdaya oleh perekrut2 kerja yang menjanjikan kerja dengan bayaran tinggi di luar negeri, padahal kenyataannya hanya untuk bekerja di germo / atau tempat2 prostitusi seperti di Rusia, Turki, dan Uni Emirat Arab.
Diharapkan dengan adanya Perdana Menteri wanita pertama di negara ini,semua itu dapat berubah.
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment